Kepulangan ke Tanah Air, Dokumen Jamaah Harus Lengkap
Senin, 21 October 2013
MAKKAH–Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1434H sudah memasuki tahap pemulangan. Jamaah haji Indonesia kloter 1 embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG/01) sudah diterbangkan , Minggu (20/10) pagi, dari Jeddah ke Tanah Air sekaligus menandai dimulainya fase pemulangan jamaah haji.
“Untuk pemulangan jamaah haji di tiga hari pertama, khususnya dari Makkah ke Jeddah, Kementerian Haji Arab Saudi sudah mengeluarkan semacam surat edaran agar 12 jam sebelum take off pesawat, jamaah harus sudah diberangkatkan dari pemondokannya menuju Jeddah,” terang Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Arsyad Hidayat, di kantornya, Minggu (20/10).
“Untuk tiga hari setelah itu, baru akan mengalami penyesuaian menjadi 10 jam sebelum take off. Dua jam untuk persiapan, dua jam untuk perjalanan, dan 6 jam masa menunggu di bandara,” tambahnya.
Sehubungan dengan pemulangan ini, Arsyad mengingatkan kepada para jamaah agar memperhatikan tiga hal, yaitu: Jamaah haji harus memastikan kelengkapan dokumen, seperti paspor dan boarding pass. “Pastikan harus lengkap, tidak ada masalah, apakah hilang atau tercecer,” tegas Arsyad.
Jika ada kasus paspor atau boarding pass yang hilang, Arsyad meminta jamaah segera melaporkan ke ketua kloter agar segera dilaporkan ke kepala sektor. “Kalau tahu ada dokumen yang hilang, ketua kloter segera menyampaikan ke kasektor. Kasektor nanti melaporkan ke daker untuk dikomunikasikan dengan pihak asisten koordinator bidang imigrasi untuk segera mengganti paspor yang hilang dengan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP),” papar Arsyad.
“Kalau boarding pass nya yang hilang, segera cetak boarding pass baru, baik di pihak Garuda maupun Suadi Airlines melalui pelayanan pemulangan,” tambah Arsyad.
Arsyad menegaskan bahwa masalah kelengkapan dokumen menjadi titik penting untuk memastikan jamaah tidak mengalami permasalahan ketika sampai di Jeddah dan ketika naik pesawat.
Hal kedua yang perlu diperhatikan jamaah adalah agar tidak membawa air zam-zam, baik di dalam koper yang akan dibagasikan maupun di tas yang akan dibawa ke kabin. Arsyad memastikan bahwa pihak maskapai sudah menyiapkan air zamzam yang akan dibagikan kepada jamaah haji di masing-masing debarkasi. Garuda Indonesia sudah menyiapkan 5 liter per jamaah sedang Saudi Airlines 10 liter per jamaah.
Arsyad meminta jamaah haji tidak memaksakan diri membawa air zam-zam dan “menyembunyikannya” dalam koper dengan berbagai macam cara. Menurutnya, hal itu justru akan memperlambat pemberangkatan jamaah karena harus membongkar ulangi kopernya dan itu akan berimbas pada pemberangkatan jamaah berikutnya. “Rentetan keterlambatan jamaah akan menjadi panjang,” ujar Arsyad.
Hal ketiga yang harus diperhatikan jamaah adalah mengenai kelengkapan ibadah. Kepada petugas kloter, baik ketua maupun Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), Arsyad meminta untuk mengecek dan memastikan bahwa seluruh jamaah yang berada di kloternya sudah melaksanakan rukun dan wajib ibadah hajinya.
“Jangan sampai masih ada jamaah yang ragu atau bahkan belum menyelesaikan salah satu rukun dan wajib hajinya. Itu menjadi titik perhatian bagi TPIHI. Cek ke masing-masing ketua rombongan, nanti ketua rombongan agar mencek ke masing-masing ketua regu,” pinta Arsyad. “Buat checklist untuk setiap jamaah. Jika ada yang belum melaksanakan, misalnya Tawaf Ifadlah, segera laksanakan,” imbuhnya. (mch)