AMPHURI.ORG, JAKARTA–Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI), Firman M Nur mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi dan rasa syukur atas pernyataan juru bicara dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi yang menyatakan bahwa ibadah haji 1442H akan dilaksanakan dengan ketentuan khusus.
Demikian disampaikan Firman M Nur di Jakarta, Senin (10/5/2021), menyikapi adanya pengumuman yang disampaikan juru bicara Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, terkait penyelenggaraan haji 1442 H/2021M yang akan diadakan dengan ketentuan khusus atas dasar keselamatan dan kesehatan jamaah.
Memang, kata Firman, Saudi dalam pengumumannya tersebut menyebutkan bahwa rencana operasional haji tahun ini akan diumumkan di lain waktu. Namun setidaknya ini menjadi kabar baik bagi masyarakat muslim dunia, terlebih kaum muslim Indonesia yang tengah menanti.
Meskipun masih menunggu ketentuan detail tentang prosedur dan protokol kesehatan (prokes) pelaksanaannya, AMPHURI mendorong pemerintah untuk melakukan persiapan yang lebih konkret. “Seperti mulai melakukan vaksinasi calon jamaah yang akan berangkat dalam batasan usia 18 sampai dengan 60 tahun. Karena ini urgent sebagaimana menjadi syarat wajib yang ditentukan otoritas Saudi,” katanya.
Sebelumnya, kata Firman, Kementerian Agama telah menyiapkan alur pergerakan jamaah haji 2021H. Untuk itu, lanjut Firman, sebaiknya pemerintah lebih fokus lagi pada persiapan skenario yang telah disiapkan tersebut sembari menunggu ketentuan detail dari Saudi.
“Dengan keluarnya pernyataan dari pihak Saudi tersebut, AMPHURI semakin semangat dan semakin menguatkan semua anggota PIHK di bawahnya untuk melakukan sinergi bersama tim haji yang sudah terbentuk untuk bekerja keras dalam memastikan bahwa pelaksanaan haji dalam masa pandemi ini dapat dilaksanakan dengan baik dan khusyu,” paparnya.
Firman berharap berapapun kuota yang akan diberikan Saudi kepada Indonesia, maka Pemerintah RI jangan sampai membatalkan keberangkatan jamaah haji tahun ini. Sebab, sebagai negeri berpenduduk muslim terbesar, Indonesia jangan sampai membiarkan momen haji tahun ini berlalu begitu saja. Setidaknya, harus ada masyarakat muslim Indonesia yang bermunajat di Padang Arafah pada hari Arafah sebagai puncak haji.
Lebih lanjut Firman menyampaikan, sampai saat ini, otoritas kesehatan di Saudi terus menilai kondisi dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk pelaksanaan ibadah Haji mendatang. Saudi pun telah merilis regulasi untuk haji 2021. Di antaranya, seluruh jamaah telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap, seminggu sebelum memasuki Saudi. Sementara untuk petugas haji setidaknya seminggu sebelumnya.
Kemudian, mewajibkan penggunaan masker untuk semua jamaah dan pekerja setiap saat dan penerapan physical distancing minimal satu setengah meter. Berikutnya menunjukkan hasil test bersertifikat negatif untuk virus corona, 12 jam sebelum kedatangan ke Saudi, dan karantina dalam jangka waktu 72 jam setelah tiba di Kerajaan. Di periode ini termasuk pemeriksaan ulang laboratorium setelah 48 jam yang disetujui oleh otoritas Saudi.
“Dalam penyelenggaraan haji terbatas ini, Saudi pun hanya menerima jamaah kelompok usia 18 sampai dengan 60 tahun,” katanya. (hay)