Mengingat Allah
- Untuk sampai ke kota A, misalnya, kemungkinan besar slalu ada beberapa jalan. Andaikata jalan tercepat rusak dan banyak perompak sehingga kita harus melaluinya dg berdarah2 dan kemungkinan besar tidak dapat selamat sampai tujuan, maka kita harus mengambil jalur lain yg lebih aman walaupun lebih jauh dan lebih lama. Itulah yg harus difahami oleh seorang dai, terutama dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini dimana ta’ashshub (fanatik) golongan sangat kental dan seringkali menimbulkan benturan. Jadi butuh pendekatan dan cara yang cantik. Terkadang satu kebenaran bisa disampaikan dg berbagai cara yg sama2 sah dan tidak harus keluar dari prinsip2 syariat. Wallaahu A’lam….
- “Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu sayangi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”[Al Qashash/28: 56] Hanya ??????? yang mampu memberi hidayah. Maka jangan heran, bila ada orang yang sudah diingatkan ??????? dg sakit yg dideritanya, kemudian sudah disarankan agar bertaubat dg sungguh2 dan memperbanyak istighfar, terutama atas perbuatan (bisa jadi juga amalan dalam bentuk bacaan) yg menjadi sebab utama sakitnya itu, yaitu dg menyesali perbuatan itu dan tidak mengulanginya lagi, tetapi tetap saja tidak mau mengamalkan saran tersebut. Padahal, kalau dia betul2 bertaubat, mudah2an ALLAH menyembuhkan penyakitnya. Paling tidak akan ada perubahan yg signifikan. Sebab dg metode TAUBAT yg merupakan resep dari ??????? dan sebenarnya bisa dijalankan oleh siapapun, ternyata makhluk batil yg menjadi penyebab utama sakitnya itu, akan keluar. Kemudian dg memperbanyak istighfar setiap saat, kotoran2nya pun akan keluar. Subhaanallaah Walhamdulillaah Wa Laa Ilaaha Illallaah Wallaahu Akbar, Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billaahil ‘Aliyyil ‘Azhiim…
- Tidakkah mereka memperhatikan Alquran? Kalau dia dari selain ALLAH
tentulah mereka dapati di dalamnya kontradiksi yang banyak (QS. An-Nisaa`: 82
Dari ayat di atas, jelas tidak mungkin ada pertentangan antara satu ayat dengan ayat yang lain, meskipun sepintas kilas terkesan ada pertentangan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Oleh karena itu, ketika memahami satu masalah, jangan hanya mengambil satu ayat saja dan mengabaikan ayat yang lain. Sebagai contoh, ketika memahami hubungan dengan non-Muslim termasuk Yahudi, jangan hanya melihat firman ALLAH dalam Qs. Al-Mumtahinah ayat 8, tapi coba padukan ayat 9 atau dengan firman ALLAH dalam QS. Al-Baqarah ayat 120. Demikian pula ketika memahami poligami, jangan hanya melihat QS. An-Nisaa` ayat 3, tapi padukan juga dengan ayat 129, lalu perhatikan asbabun nuzulnya masing-masing karena asbabun nuzul sangat membantu kita dalam memahami Al-Qur`an. WALLAHU A’LAM
- Kewajiban seorang dai hanyalah menyampaikan. Masalah ditrima atau tidak, itu urusan ALLAH. Jadi soal berhasil atau tidaknya, serahkan sepenuhnya kepada ALLAH. Laailaaha illa Anta, Subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin
- Keresahan dan kekhawatiran Manusia termulia, Baginda Rasulullah SAW, terhadap umatnya yg beliau sampaikan di akhir hayat beliau, dg mengatakan: ‘Umatku…umatku…umatku…’, rasanya semakin bisa fahami, dg fenomena yg ada sekarang di seluruh dunia. Lihatlah bagaimana masing2 kelompok merasa bangga dg kelompoknya, sehingga mudah sekali diombang-ambingkan, bak BUIH di lautan. Akankah kita terus menutup mata melihat apa yg terjadi di beberapa negara Arab, termasuk akhir2 ini di Mesir? Akankah Indonesia menyusul? Jawabannya ada dalam hati kita. WALLAHU A’LAM
- Wahai kaum muda, andai kau punya keberanian utk mati, maka jangan kau sia2kan nyawamu utk tawuran, bentrokan antar warga, perpecahan umat, bom bunuh dll. Lihatlah bagai cara para sahabat NABImu dan juga kakek2mu yg tlah mencurahkan darahnya utk memerdekakan negeri ini dr penjajah, lihatlah bagaimana mereka menyalurkan keberanian itu. Simpanlah keberanian itu sampai WAKTU yg tepat dan utk MUSUH yg tepat. Jangan sampai pula kau mengira mati SYAHID eh ga tahunya mati SANGIT (gosong di neraka)
- Kalau kita yakin kepada ALLAH, semestinya kita juga yakin suatu saat ALLAH tunjukkan mana yg bener, apakah dua2nya bener, atau hanya salah satu yg bener, ato dua2nya tdk bener. Jadi, kalo mau dakwah (ngajak orang lain), ajaklah dg penuh hikmah dan mau’izhoh hasanah. Andaikata perlu ada mujadalah, berdebatlah dg cara yg baik. Tidak perlu saling bermusuhan, apalagi perpecahan. Wallahu a’lam…semoga ALLAH slalu membimbing kita, amin
- Semestinya semua kelompok tidak perlu saling berdebat, terutama debat kusir, apalagi saling caci maki. Masing-masing kelompok boleh yakin bahwa pendapatnya itu benar, tapi tidak boleh merasa paling benar. Kalau mereka punya pendapat, sah-sah aja sampaikan apa adanya. Masalah orang mau terima atau tidak, itu urusan kedua. Sampaikan dengan penuh hikmah dan mau’izhoh hasanah, dan kalau perlu ada perdebatan, berdebatlah dengan cara yang baik. Insya ALLAH satu saat ALLAH akan buka jalan menuju kejayaan, aamiin….
Bener juga kata Jaya Supraya (Kelirumonolog), banyak hal-hal keliru di masyarakat kita yang dianggap sebagai hal yang tidak keliru. Contoh yang sering kita lihat di acara-acara Islam, lagu-lagu Pop Mesir yang isinya tentang percintaan dan klipnya menampilkan wanita-wanita yang memamerkan kemolekan tubuhnya, di Indonesia dijadikan sebagai lagu-lagu Islami. Bahkan ga tanggung2, terkadang di nyanyikan di masjid-masjid atau mushola-mushola pada acara-acara keagamaan. Salah satu stasiun televisi juga menampilkan lagu-lagu seperti itu dan menamakan acaranya dengan judul “Senandung Islami”. Allaahummahdinaa ilaa Shiroothikal-Mustaqiim, aamiin…..
Oleh : Fatkhurozi Chafas Full – Media Silaturahim