Sudut Ka’bah, Tempat Malaikat Amini Doa Orang yang Tawaf
Jakarta, (gomuslim). Ka’bah yang terdiri dari tumpukan batu terstruktur membentuk sebuah kubus dengan tinggi yang mencapai 15 meter ini memiliki 4 sudut yang salah satunya dijadikan sebagai awal titik tawaf. Tiga dari Keempat sudut ini memiliki nama yang disandarkan pada suatu wilayah sedangkan satu di antara keempat sudutnya tidak diberi nama dengan sebutan suatu daerah tertentu.
Meskipun Kakbah merupakan suatu bangunan yang banyak dikenal oleh seluruh umat Muslim, namun bagi mereka yang belum menunaikan ibadah haji atau umrah jarang mengenal nama 4 sudut Kakbah ini. Sudut Kakbah disebut pula sebagai rukun yang diambil dari bahasa arab yang artinya sudut atau dapat pula dikatakan sebagai tiang penyangga karena biasanya pada bangunan berbentuk kubus, selalu ada tiang penyangga di setiap sudutnya.
Masing-masing rukun Kakbah menghadap ke arah berbeda, tiga di antaranya mengarah ke 3 wilayah jazirah arab. Adapun nama dari keempat rukun tersebut adalah Rukun Hajar Aswad, Rukun Iraqi, Rukun Syami, dan Rukun Yamani. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa rukun-rukun Kakbah ini dinamai dengan nama suatu daerah kecuali Rukun Hajar Aswad.
Penamaan Rukun Hajar Aswad tidak terlepas dari melekatnya batu mulia Hajar Aswad yang berasal dari surga. Dari sudut inilah umat Muslim memulai putaran tawaf sebagai patokan awal untuk menghitung berapa kali kakbah telah dikelilingi. Rukun Hajar Aswad dinamai pula sebagai Rukun Syarqi karena rukun ini menghadap ke timur, kata syarqsecara bahasa diartikan sebagai arah timur.
Adapun sudut Kakbah yang terletak di Tenggara Hijir Ismail dinamai sebagai Rukun Iraqi, nama tersebut diberikan karena rukun Kakbah yang satu ini menghadap ke Negara Iraq. Rukun ini pun diberi nama Rukun Syamali karena posisinya menghadap ke arah utara, terkait keutamaan dari rukun ini, terdapat suatu riwayat dijelaskan bahwa disunnahkan bagi setiap orang yang bertawaf untuk berdoa ketika berada di depan rukun ini dan baik pula jika dapat berdoa sambil mengusap Rukun Iraqi.
Kemudian di sisi barat laut Kakbah terdapat sudut yang disebut dengan Rukun Syami, penamaan tersebut diberikan karena posisinya menghadap ke arah negeri Syam. Rukun ini pula dinamai sebagai Rukun Maghribi yang artinya arah barat karena posisinya mengarah ke barat dan letaknya tepat di barat daya dari Hijir Ismail. Adapun mengenai keutamaan Rukun Syami, terdapat riwayat yang menjelaskan tentang keutamaan bagi setiap Muslim dan Muslimah yang berdoa ketika posisi tawaf telah berada di depan rukun ini.
Selanjutnya sudut Kakbah yang keempat diberi nama Rukun Yamani yang menghadap ke arah Yaman letaknya persis di barat daya Kakbah. Rukun ini pun diberi nama Rukun Janubi karena posisinya mengarah ke selatan, selain itu ada pula yang menaminya dengan Mustajar yang artinya berdampingan, karena posisinya sejajar dengan Rukun Hajar Aswad.
Di dalam Mu’jam Al-Buldan, Yaqut Al-Hamawi menyebutkan dari Qutaibah, bahwa seseorang dari Yaman bernama Ubay bin Salim pernah membangun rukun ini sehingga penyematan nama Yaman terjadi pada sudut Kakbah yang sejajar dengan Hajar Aswad. Karena nama Yaman disematkan pada rukun Kakbah maka hal ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi warga Yaman, karena itu tersiarlah nasyid yang kerap disenandungkan oleh sebagian warga Yaman yang bunyinya:
Kami memiliki sudut di Baitul Haram sebagai warisan
Yaitu sisa peninggalan Ubay bin Salim
Rukun Yamani ini memiliki keistimewaan dimana Nabi Muhammad SAW mengusapnya setiap melakukan tawaf, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Umar “Bahwa Rasulullah SAW jika melakukan tawaf mengelilingi Kakbah maka ia mengusapkan tangannya ke Hajar Aswad dan rukun Yamani dalam setiap tawafnya.” (HR. Hakim). Ada pula riwayat lainnya dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW hanya mengusap Hajar Aswad dan Rukun Yamani saja. Sementara Ibnu Umar RA mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya mengusap keduanya, yakni Hajar Aswad dan Rukun Yamani dapat menghapus dosa-dosa.” (HR. Ahmad).
Jika pada Hajar Aswad disunnahkan untuk menyiumnya, maka Rukun Yamani meskipun memiliki keutamaan namun tidak disunnahkan menciumnya, Rasulullah memberikan contoh kepada kita cukup mengusapnya saja dengan tangan kanan dan jika tidak sanggup maka boleh dengan melambaikan tangan sembari mengucapkan basmalallah dan takbir.
Letak Rukun Yamani sejajar dengan Rukun Hajar Aswad, karena itulah pada kedua rukun ini Malaikat mengamini doa setiap Muslim yang berdoa di hadapannya. Maka amat disayangkan jika seorang Muslim yang mampu mengerjakan tawaf menyia-nyiakan kesempatan berdoa di saat posisi tawaf berada di emat rukun Kakbah umumnya dan khususnya 2 rukun Kakbah (Yamani dan Hajar Aswad).
Adapun mengenai tingginya 4 Rukun Kakbah ini ternyata masing-masing rukun memiliki tinggi berbeda jika diukur dari permukaan luar Kakbah. Misalnya tinggi Rukun Syami mencapai 12,15 meter, Rukun Hajar Aswad 11,88 meter, Rukun Yamani 10,25 meter dan Rukun Iraqi 9,92 meter. Perbedaan tinggi pada masing-masing rukun ini disebabkan karena Kakbah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s. telah mengalami renovasi yang dilakukan oleh Abdullah bin Zubair. Meskipun masing-masing rukun memiliki tinggi yang berbeda, atap yang menutupi bagian dalam Kakbah tidak tersangga pada setiap ujung permukaan tiang sehingga permukaan terkesan rata jika dilihat dari ketinggian.
Adalah suatu anugerah yang sangat besar bagi setiap Muslim yang mampu berkunjung ke Masjidil Haram dan dapat melaksanakan ibadah di dalamnya. Karena masjid ini memiliki keutamaan tersendiri khususnya dalam doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT karena banyak tempat mustajab yang terletak di dalamnya. Tentunya bagi jemaah haji dan umrah yang melaksanakan ibadahnya dengan niat semata-mata karena Allah sehingga segala urusan lainnya juga diberi kemudahan oleh Allah manakala ia bertakwa dan ikhlas menjalankan ibadah di Tanah Suci. (fh)
Epi Djuhadi – www.umrohhaji.net (rukun ka’bah)