TEMPAT – TEMPAT MUSTAJAB DI MASJIDIL HARAM DAN MASJID NABAWI
Secara umum keseluruhan tempat di Masjidil Haram adalah mustajabah untuk berdoa. Insya Allah, jika Anda berdoa dengan sungguh-sungguh dan tidak bermaksiat kepada Allah SWT, dimanapun, di seluruh sisi Masjidil Haram, Allah akan mengabulkan doa Anda. Namun demikian ada 3 hal yang patut dipahami pula bagi kita ketika kita berdoa kehadirat Allah SWT.
Pertama ada doa yang dikabulkan Allah secara langsung. Ada pula doa yang akan dikabulkan ketika di akhirat nanti. Ada pula doa yang diganti dengan kebaikan/ rejeki yang lain. Kita harus paham pula bahwa rejeki Allah kepada kita sangatlah luas, tidak terbatas pada harta benda atau materi, kehidupan yang tentram, sehat lahir batin, keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, anak-anak yang sholeh merupakan rejeki pula.
Oleh karena itu kita wajib menyakini bahwa doa kita kehadirat Allah SWT akan dikabulkan-Nya. Karena Allah sudah berjanji dalam Al Quran, ” ‘ud’uuni astajib lakum” yang artinya “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan”. Kita tidak boleh ragu atas doa-doa kita kepada Allah SWT, percayalah janji Allah pasti akan ditepati! Allah SWT tidak pernah ingkar janji!
Masjidil Haram memang memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan masjid-masjid dimanapun. Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW sendiri pernah menyebutkan keistimewaan Masjidil Haram ini seperti sabda Beliau ” Sholat di Masjidku ini (Masjid Nabawi) adalah 1000 kali lebih utama daripada sholat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram. Karena sholat di Masjidil Haram ialah lebih utama 100.000 kali daripada sholat di masjid lain”.
Bisa dibayangkan betapa nikmatnya sholat di Masjidil Haram bahkan dalam buku Sejarah Kota Makkah disebutkan, jika di hitung secara matematis sholat di Masjidil Haram nilai keutamaannya sama dengan sholat di tempat lain salama 55 tahun 6 bulan 22 hari. Segeralah menunaikan ibadah haji atau Umroh, Berhajilah selagi muda!” Anda tidak akan rugi se-sen pun!
Disamping itu ada keistimewaan lain dari Masjidil Haram. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Allah SWT akan menurunkan 120 rahmat selama 24 jam terus-menerus. Sebanyak 60 rahmat akan diberikan kepada mereka yang sedang melaksanakan thawaf, 40 rahmat akan diberikan kepada mereka yang sholat dan 20 rahmat akan diberikan kepada mereka yang memandangi Ka’bah.
Saran kami kepada Calon jamaah Umroh/haji selama berada di Masjidil Haram perbanyaklah Thawaf dan sholat serta pandangilah Ka’bah karena Anda akan mendapatkan 120 rahmat atau kebaikan secara kontan dari Allah SWT. Selain itu jika Anda berada di Masjidil Haram jangan pernah memalingkan muka dari Ka’bah, tataplah Ka’bah sepuas-puasnya.
Ka’bah berada pada garis lurus dengan Baitul Makmur yaitu pusat ibadah para malaikat jika memandanginya akan mendapatkan ketenangan dengan membaca doa:Meskipun di seluruh tempat di Masjidil Haram adalah mustajabah, namun demikian ada beberapa tempat yang secara khusus dalam Al Quran dan Hadits disebutkan sebagai tempat-tempat mustajabah untuk berdoa. Tempat-tempat itu antara lain:
Tempat Mustajabah Di Masjidil Haram
1. Multazam
Multazam adalah tempat di antara Pintu Ka’bah dan Rukun Hajar Aswad. Secara harfiah Multazam bermakna tempat yang amat diperlukan. Tempat inilah yang dinytakan oleh Rasulullah SAW sebagai tempat yang paling mustajabah untuk berdoa:
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: “Multazam adalah tempat doa yang mustajab (terkabul), tidak seorangpun hamba Allah yang berdoa di tempat ini tanpa terkabut doanya”.RAsulullah sendiri kalau sampai di tempat ini langsung menempelkan dada, wajahnya atau pipinya, kedua lengan dan kedua telapak tangannya pada Ka’bah dan meratap dalam doa.Dalam Ktab Akhbar Makkah diterangkan bahwa ketika Nabi Adam selesai melakukan thawaf (yang pertama kali) langsung ia lakukan sholat dua rakaat di depan pintu Ka’bah, terus berdiri di Multazam dan berdoa:
“Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui segala apa yang aku rahasiakan dan segala apa yang aku lakukan secara nyata, terimalah pengaduanku. Engkau Maha Mengetahui apayang ada dalam jiwaku dan segala apa yang ada padaku, ampunilah dosa-dosaku. Engkau Maha Mengetahui apa yang aku perlukan, berikanlah kepadaku apa yang aku minta. Ya Allah, aku mohon kepada-mu iman yang memenuhi hati dan keyakinan yang mantap benar sehingga menyadarkan aku bahwa tidak ada yang mencelakakanku kecuali apa yang telah Engkau pastikan untukku, dan menyadarkan aku sehingga aku rela atas apa yang Engkau tetapkan untukku”.
Setelah bedoa seperti di atas, Allah menurunkan wahyu kepadanya yang artinya: “Wahai Adam, kau telah berdoa dengan beberapa permintaan, aku penuhi semua permintaan itu. Dan siapapun dari anak-anakmu yang berdoa dengan doamu itu, pasti aku hilangkan keresahan dan kesedihannya, dan Aku kembalikan apa yang hilang dari padanya, dan Aku cabut dari hatinya perasaan miskin, dan aku jadikan kaya ia dalam kenyataan, dan aku sukseskan perdagangan untuknya dari belakang dunia perdagangan, sehingga kekayaan dunia berdatangan kepadanya walaupun tanpa ia kehendaki”.
Pesan Penulis “Jika Anda Calon Jamaah Haji, dan merasa masih anak-anak dari Nabi Adam AS, Berdoalah seperti doa Nabi Adam tersebut di Multazam”. Insya Alah, Allah SWT tidak pernah ingkar janji!
Multazam adalah tempat di antara Pintu Ka’bah dan Rukun Hajar Aswad. Secara harfiah Multazam bermakna tempat yang amat diperlukan. Tempat inilah yang dinyatakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai tempat yang paling mustajabah untuk berdo’a : Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Multazam adalah tempat do’a yang mustajab (terkabul), tidak seorang pun hamba Allah yang berdo’a di tempat ini tanpa terkabul do’anya.” Rasulullah sendiri kalau sampai di tempat ini langsung memanjatkan do’a.
Dalam Kitab Akhbar Makkah, diterangkan ketika Nabi Adam ‘alaihi sallam selesai melakukan thawaf, beliau langsung shalat dua raka’at di depan pintu Ka’bah, kemudian berdiri di Multazam dan berdo’a.
Saat bermunajat di depan Multazam ini, jarang orang tidak meneteskan air mata di sini, terharu karena kebesaran Ilahi.
2. Hijir Ismail
Hijir ismail adalah bangunan terbuka, berbentuk setengah lingkaran berada disebelah sisi barat Ka’bah. Disebut Hijir Ismail karena merupakan tempat berteduh Nabi Ismail Dan Siti Hajar. Menurut salah satu riwayat Nabi Ismail juga dikuburkan di Hijir Isamail tersebut. Wallahu’alam. Hijir Ismail juga merupakan salah satu tempat yang mstajabah untuk berdoa. Jika Anda ingin sholat di dalam Ka’bah cukup sholat di hijir Ismail ini. Seperti sabda Nabi SAW ketika Aisyah RA minta izin kepada Rasulullah untuk masuk ke Ka’bah untk sholat, maka Nabi SAW membawa Aisyah ke Hijir Ismail, dan berkata ” Sholatlah kamu disini, kalau ingin sholat di Ka’bah karena ini termasuk sebagian dari Ka’bah”. (HR. Turmidzi).
Dalam buku Sejarah Kota Makkah disebutkan bahwa panjang Ka’bah adalah 3 meter ke arah Hijir Ismail. Dikarenakan adanya pemugaran oleh kaum Quraisy dan sifat bakhilnya saat itu maka Ka’bah menjadai lebih kecil seperti bangunan sekarang. Jadi Hijir Ismail yang masih dianggap masuk Ka’bah seperti yang ditunjukkan Rasulullah tersebut adalah 3 meter dari tembok Ka’bah yang berhadapan dengan Hijir Ismail. Panjang Hijir Ismail sekitar 7 meter dari tembok Ka’bah sampai lengkung setengah lingkaran.
Hijir Ismail adalah bangunan terbuka, berbentuk setengah lingkaran berada di sebelah sisi barat Ka’bah. Disebut Hijir Ismail karena merupakan tempat berteduh Nabi Ismail ‘alaihi sallam dan Hajar.
Diriwayatkan ketika Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha minta izin kepada Rasulullah untuk masuk ke Ka’bah dan shalat, maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam membawa ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ke Hijir Ismail lalu berkata, “Shalatlah kamu di sini kalau ingin shalat di Ka’bah, karena ini termasuk sebagian dari Ka’bah.” (HR. Turmidzi).
Dalam buku Sejarah Kota Makkah disebutkan bahwa panjang Ka’bah adalah tiga meter ke arah Hijir Ismail. Dikarenakan adanya pemugaran oleh kaum Quraisy maka Ka’bah menjadi lebih kecil seperti bangunan sekarang. Panjang Hijir Ismail sekitar tujuh meter dari tembok Ka’bah sampai lengkung setengah lingkaran.
3. Maqam Ibrahim
Maqam berarti tempat pijakan, Maqam Ibrahim adalah batu yang dipergunakan Nabi Ibrahim untuk berpijakan ketika membangun Ka’bah. Menurut salah satu riwayat, Batu ini merupakan salah satu batu yang turun dari surga seperti halnya Hajar Aswad. Batu pijakan ini layaknya seperti tangga elevator yang bisa naik dan turun. Kketika Nabi Ibrahim membangun Ka’bah, saat tembok Ka’bah ditinggikan, batu pijakan tersebut juga ikut naik.
Pada batu ini terdapat bekas telapak kaki Nabi Ibrahim AS. Disunahkan sholat sunah dua rakaat setelah selesai thawaf di belakang Maqam Ibrahim ini.
Maqam Ibrahim adalah batu yang dipergunakan Nabi Ibrahim ‘alaihi sallam untuk
berpijakan ketika membangun Ka’bah. Pada batu ini terdapat bekas telapak kaki Nabi Ibrahim ‘alaihi sallam. Disunnahkan shalat sunnah dua raka’at setelah selesai thawaf di belakang Maqam Ibrahim ini. Tempat ini juga merupakan salah satu tempat mustajabah untuk berdo’a.
Kendati demikian, secara umum keseluruhan tempat di Masjidil Haram adalah mustajabah untuk berdo’a. Bila do’a dipanjatkan dengan sungguh-sungguh dan tidak bermaksiat, Insya Allah akan dikabulkan.
Perlu juga diketahui bahwa ada do’a yang dikabulkan Allah secara langsung, ada do’a yang akan dikabulkan ketika di akhirat nanti, serta ada pula do’a yang diganti dengan kebaikan atau rejeki yang lain. Tentu harus difahami bahwa Allah subhanahu wa ta’ala mengetahui apa sebenarnya yang terbaik bagi hamba-Nya. Allah akan mengabulkan doa hamba-Nya jika itu memang mendatangkan kemaslahatan dan bukan sekedar apa yang diinginkan oleh hamba-Nya.
Bagi seorang hamba kita hanya wajib menyakini bahwa do’a kita akan dikabulkan-Nya. Karena Allah sudah berjanji dalam Al-Qur’an, “Ud’uuni astajib lakum.” Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan.
Sebagai masjid yang pertama kali dibangun di dunia, Masjidil Haram memiliki sejumlah keistimewaan. Di antaranya adalah dilipatgandakannya pahala shalat di tempat ini, sebagaimana sabda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Selain tiga tempat di Masjidil Haram di atas, juga terdapat tempat lain di Makkah yang mustajabah untuk berdo’a. Yaitu di bukit Safa dan Marwah, di Telaga Zam-Zam, di bawah Mizab (talang emas), di Padang Arafah, di Muzdalifah, Jabal Rahmah, dan di Mina.
Sumber berita : http://hair-styles-for-men.blogspot.com